Beranda | Artikel
Aqidah Dalam Ibadah Puasa
Jumat, 24 Maret 2023

Bersama Pemateri :
Ustadz Abdullah Roy

Aqidah Dalam Ibadah Puasa merupakan bagian dari kajian Islam yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Abdullah Roy, MA Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Sabtu, 26 Sya’ban 1444 H / 18 Maret 2023 M.

Kajian Tentang Aqidah Dalam Ibadah Puasa

Aqidah ini merupakan pondasi di dalam agama kita. Dan pokok aqidah Islam adalah apa yang tercantum di dalam rukun iman yang enam. Ini  disebutkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika beliau ditanya oleh Malaikat Jibril tentang apa itu iman, maka beliau mengatakan:

أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ, وَمَلاَئِكَتِهِ, وَكُتُبِهِ, وَرُسُلِهِ, وَالْيَوْمِ الآخِرِ, وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ.

“Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, RasulNya, hari akhir, dan engkau beriman dengan takdir yang baik maupun yang buruk.” (HR. Muslim)

Lihat: Hadits Arbain Ke 2 – Pengertian Islam, Iman dan Ihsan

Dan dahulu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam (bahkan para Rasul sebelum beliau), ketika berdakwah maka yang mereka dahulukan adalah dakwah kepada aqidah ini. Dalam masalah rukun iman, semua Nabi sama, tidak ada perbedaan di antara mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan:

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ…

“Sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang Rasul supaya kalian menyembah kepada Allah dan menjauhi thaghut.” (QS. An-Nahl[16]: 36)

Mulai dari Rasul yang pertama, yaitu Nabi Nuh ‘Alaihis Salam, dakwah yang pertama adalah dakwah tauhid. Dan dakwah tauhid termasuk di antara iman kepada Allah, dan iman kepada Allah termasuk rukun iman yang enam, bahkan dia adalah yang paling pokok di antara rukun iman. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan:

لَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ فَقَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ…

“Sungguh Kami telah mengutus Nuh kepada kaum, kemudian dia mengatakan: ‘Wahai kaumku sembahlah Allah, tidak ada sesembahan yang berhak disembah oleh kalian kecuali Dia.`” (QS. Al-A’raf[7]: 59)

Orang yang memulai dakwahnya dengan aqidah, maka aqidah tersebut akan menjadikan seseorang mudah untuk melaksanakan syariat. Dan sebaliknya, orang yang melaksanakan syariat akan menguatkan aqidah dia. Karena di dalam syariat tadi ada kaitannya dengan aqidah. Termasuk di antaranya adalah ibadah puasa.

Di dalam puasa ternyata kalau kita renungi ada banyak permasalahan-permasalahan aqidah. Yang kita maksud dengan ibadah puasa di sini adalah:

  1. Ibadah puasa itu sendiri.
  2. Aqidah yang terkandung di dalam balasan bagi orang-orang yang berpuasa.
  3. Aqidah yang terkandung di dalam ibadah-ibadah lain yang dilakukan di bulan Ramadhan.
  4. Aqidah yang terkandung di dalam kejadian-kejadian yang terjadi di bulan Ramadhan.

Dalam kajian ini disebutkan contoh masing-masing dari empat perkara ini. Dan bagaimana keterkaitan yang sangat erat antara ibadah puasa ini dengan aqidah.

1. Aqidah yang ada di dalam ibadah puasa

Puasa adalah merupakan bentuk perwujudan tauhid al-uluhiyah, yaitu mentauhidkan Allah di dalam ibadah. Tauhid merupakan iman kepada Allah yang merupakan pokok-pokok aqidah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan untuk orang-orang sebelum kalian supaya kalian bertakwa.”

Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan. Dan kalau itu diwajibkan oleh Allah, menunjukkan bahwasanya puasa adalah sesuatu yang dicintai oleh Allah. Dan kalau dia dicintai, maka dia adalah ibadah. Menyerahkan puasa kepada selain Allah adalah kesyirikan. Misalnya seseorang berpuasa untuk jin, berpuasa untuk wali, maka ini adalah kesyirikan. Karena dia menyerahkan satu di antara ibadah kepada selain Allah.

Keikhlasan dalam puasa

Puasa juga merupakan ibadah yang paling dekat dengan keikhlasan. Dan keikhlasan sebagaimana kita tahu ini adalah amalan hati. Dan keikhlasan menunjukkan tentang aqidah dan keyakinan yang besar bahwasanya Allah Maha Melihat dan Mengetahui apa yang ada di dalam dada-dada manusia.

Keikhlasan juga menunjukkan bahwasanya seseorang beriman dengan hari akhir. Hari dimana Allah Subhanahu wa Ta’ala akan membalas seseorang. Ini semua maknanya kita temukan dalam ibadah puasa. Karena ibadah puasa ini tidak dilihat oleh orang lain, tidak ada gerakan-gerakan atau pakaian-pakaian tertentu. Seseorang meninggalkan makan dan juga minum begitu saja. Tidak ada sesuatu yang harus dinampakkan kepada orang lain.

Terlebih lagi di bulan suci, semua orang dalam keadaan berpuasa. Apa yang disombongkan kepada orang lain? Adapun di dalam puasa sunnah yang demikian sangat terlihat. Karena disaat orang lain dalam keadaan tidak berpuasa kemudian seesorang berpuasa, kemudian dia tidak memperlihatkan dan tidak mengabarkan kepada orang lain bahwasanya dia berpuasa, maka ini menunjukkan tentang keikhlasan dia. Tidak ada yang mengetahui ibadah tersebut kecuali Allah.

Sehingga dahulu para Salaf Rahimahumullah bersemangat bagaimana supaya ibadah puasa sunnahnya bisa benar-benar ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajiannya.

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/52834-aqidah-dalam-ibadah-puasa/